:: Teman-Teman ::


:: My Counter ::

Saturday, March 27, 2010

Terima Kasih, Ya Allah ..


Salam pembaca Warna-Warna Kehidupan,

Setiap kali saya bangun tidur dan membuka mata, yang terucap adalah kalimah syukur kerana Allah masih mengizinkan saya kembali melihat sinar mentari. Merasai hembusan angin pagi yang menerobos celah jendela.

Kemudian melangkahlah dengan iringan doa menuju medan perjuangan kehidupan. Dengan tuntunan-Nya, semoga saya tidak melangkah ke jalan yang salah, tidak menjamah yang bukan hak, tidak melihat yang dilarang, tidak meneguk yang tidak halal, tidak mendengar yang lagha, dan tidak melakukan perkara yang dosa.


Setiap saat yang dilewati pasti akan ditagih tanggungjawabnya. Lantaran semua jalan yang dilalui akan diminta kesaksiannya atas diri ini. Dan sebab seluruh anggota ini akan diminta bicara tentang apa-apa yang pernah tercipta.

Hari ini, masih ada lalai terbuat. Masih juga lengah sehingga khilaf tercipta. Meski segunung kalam Allah pernah didengar, mulut ini masih terselip berucap dusta, saringan telinga ini tetap tak mampu membendung suara-suara melenakan, dan masih saja ada perbuatan yang salah.

Padahal, sedikitnya lima kali sehari lidah ini berucap, tangan ini mengadah, dan mata menitikkan butir bening, seraya memohon perlindungan dari Allah dijauhkan dari salah dan dosa. Tetapi, masih juga langkah ini menuju arah yang sesat.

Setiap hari menangis, setiap hari meminta ampun, setiap hari berbuat salah. Hari ini mencipta dosa, esok sibuk bersujud, meluluhkan air mata, menyusun kalimat doa, menganyam pinta semoga Allah menghapusnya.

Detik ini berbuat salah, terlalu lama menghapusnya, bahkan kadang lupa. Padahal, bisa saja sedetik kemudian diri ini tak lagi sempat memohon ampunan. Lupakah bahawa waktu sangat cepat berlalu.

Bagaimana jika hari esok tak pernah datang, padahal baru saja seharian ini berenang di lautan dosa. Padahal belum sempat menghapus noda hari ini, kelmarin, sebulan yang lalu, setahun lalu.

Bagaimana jika Allah tak berkenan membukakan mata kita setelah sepanjang malam terlelap ? Bagaimana jika perjumpaan dan canda riang bersama keluarga semalam adalah yang terakhir kalinya.

Ketika esok harinya ruh ini melihat seluruh keluarga menangisi jasad diri yang terbujur kaku berkafan putih.

Bagaimana jika matahari esok terbit dari barat, tak seperti biasanya dari timur ? Padahal hari ini lupa menyebut nama-Nya.

Dan jika memang esok tak pernah datang. Sungguh celakalah diri ini. Benar-benar celaka, bila belum sempat mencuci dosa sepanjang hidup.

Saat ini Allah masih memperkenankan diri menikmati fajar, mulaikan hari dengan kalimah, ” terima kasih, Allah ” .

0 comments:

Related Posts with Thumbnails